SURABAYA - Sejak dibuka untuk umum pada 21 Maret lalu, Taman Bungkul tak pernah sepi. Terlebih di akhir pekan. Semakin banyak yang bertandang. Mereka bukan hanya orang-orang yang ingin berjalan-jalan. Ada juga beberapa kelompok komunitas yang memanfaatkan lokasi tersebut sebagai tempat unjuk kebolehan. Misalnya, yang dilakukan kelompok Capoeira de Soerabaya dan Capoeira Estar Feliz pada Sabtu malam lalu.
Begitu datang, dua klub itu langsung membentuk lingkaran, memainkan musik, dan mengadakan permainan Capoeira. Suara musik serta gerak tari indah para capoeirista yang rancak sontak menarik perhatian pengunjung taman di Jalan Raya Darmo itu. Tak sedikit di antara mereka yang rela berdesak-desakan demi melihat pertunjukan tersebut.
Pengunjung juga tak segan bertepuk tangan ketika para capoeirista yang bermain dalam roda (hoda) memeragakan gerakan akrobatik. "Atraktif sekali. Saya belum pernah melihat capoeira secara langsung. Baru sekarang ini saya bisa menikmatinya," ujar Agus, seorang pengunjung yang datang bersama pasangannya.
Rhoni Dachi, ketua Capoeira de Soerabaya, menjelaskan, pihaknya baru kali pertama bermain di Taman Bungkul. "Biasanya, kami ekshibisi di Taman Gubernur Suryo," ujarnya.
Sayangnya, sejak taman itu diberi pagar tanaman, klub tersebut tak bisa memanfaatkan lagi. "Makanya, begitu Taman Bungkul dibuka, kami berniat menjajal bermain di sini," ungkapnya.
Ternyata, respons yang didapat memang sangat positif. "Jauh lebih ramai dibandingkan ketika kami bermain di Taman Gubernur Suryo," tegas lelaki berkepala plontos tersebut.
Sayangnya, aksi kedua klub itu tak berlangsung lama. Di tengah atraksi, mereka terpaksa menghentikan aktivitas. Sebab, pihak keamanan taman tersebut menyatakan berkeberatan atas atraksi mereka yang memang menyedot perhatian banyak pengunjung itu. "Katanya, mereka mengkhawatirkan keamanan pengunjung. Sebab, banyak copet yang berkeliaran di sini. Makanya, lebih baik kami melapor lebih dulu sebelum beratraksi," ujar Rhoni. (ign)
Begitu datang, dua klub itu langsung membentuk lingkaran, memainkan musik, dan mengadakan permainan Capoeira. Suara musik serta gerak tari indah para capoeirista yang rancak sontak menarik perhatian pengunjung taman di Jalan Raya Darmo itu. Tak sedikit di antara mereka yang rela berdesak-desakan demi melihat pertunjukan tersebut.
Pengunjung juga tak segan bertepuk tangan ketika para capoeirista yang bermain dalam roda (hoda) memeragakan gerakan akrobatik. "Atraktif sekali. Saya belum pernah melihat capoeira secara langsung. Baru sekarang ini saya bisa menikmatinya," ujar Agus, seorang pengunjung yang datang bersama pasangannya.
Rhoni Dachi, ketua Capoeira de Soerabaya, menjelaskan, pihaknya baru kali pertama bermain di Taman Bungkul. "Biasanya, kami ekshibisi di Taman Gubernur Suryo," ujarnya.
Sayangnya, sejak taman itu diberi pagar tanaman, klub tersebut tak bisa memanfaatkan lagi. "Makanya, begitu Taman Bungkul dibuka, kami berniat menjajal bermain di sini," ungkapnya.
Ternyata, respons yang didapat memang sangat positif. "Jauh lebih ramai dibandingkan ketika kami bermain di Taman Gubernur Suryo," tegas lelaki berkepala plontos tersebut.
Sayangnya, aksi kedua klub itu tak berlangsung lama. Di tengah atraksi, mereka terpaksa menghentikan aktivitas. Sebab, pihak keamanan taman tersebut menyatakan berkeberatan atas atraksi mereka yang memang menyedot perhatian banyak pengunjung itu. "Katanya, mereka mengkhawatirkan keamanan pengunjung. Sebab, banyak copet yang berkeliaran di sini. Makanya, lebih baik kami melapor lebih dulu sebelum beratraksi," ujar Rhoni. (ign)
http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=279731
0 Comments:
Post a Comment